Rencana Allah, Fajar menyingsing

Perjalan ke pulau Rote bertujuan untuk mengurus tanah untuk pembangunan gedung PAUD mengalami perubahan karena Allah menyatakan yang lebih besar dari itu.

Oleh sebab itu, waktu singkat yang saya miliki selama 3 hari disana, saya pakai untuk mendatangi tuan tanah setempat. Namun sewaktu pembicaraan, beliau berubah pikiran sehingga tidak seperti pembicaraan sebelumnya yaitu memberikan harga tanah yang terbilang sangat mahal. Padahal dia telah berjanji kepada saya beberapa kali bahwa akan ada sebidang tanah yang akan dihibahkan untuk PAUD.

Kekecewaan meliputi hati saya saat itu, dan bertanya pada Tuhan dalam linangan air mata di doa malam itu. Mengapa Allah membawa saya ke sana, lalu Ia sekarang meninggalkan saya?

Doa pribadi malam itu menjadi begitu panjang dan penuh dengan nuansa emosi, mengapa Allah tidak bekerja? Bukankah Dia yang menggendaki saya mendatangi dusun ini?

Malam berikutnya saya duduk bersama dengan beberapa orang tua lain, dan menceritakan tentang alasan kedatangan saya kepada mereka. Mereka berkata pada saya, besok ketika fajar menyingsing mari kita berjalan ke arah utara, disana ada sebidang tanah. Jika hatimu merasa cocok maka silahkan ambil tanah itu, urus sertifikatnya dan bangun sekolah bagi anak-anak disini.

Rasanya aneh, tak terbayangkan oleh saya jika Allah mengontrol semuanya dengan sempurna. Dan menjawab seperti itu.

Pada keesokan hari saat fajar menyingsing, saya ditemani 3 orang laki-laki, bergegas menyusuri jalan dusun menuju lokasi tanah yang mereka maksudkan. Tak berapa lama kami tiba, dan mulai mengecek batas-batas tanah dan mereka menunjukkan panjang dan lebarnya tanah tersebut.

Saat selesai pengecekan, saya berdiri menghadap ufuk Timur, persis saat matahari sudah terbit sehingga sinarnya memijat lembut wajah saya, dalam hati saya berucap “Tuhan, ini terlalu sempurna”.

Yesaya 55:9 mengatakan bahwa “seperti tingginya dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu”. Kebenaran ini benar adanya, bahwa Allah memiliki jalan yang berbeda dan rancangan yang berbeda dari jalan dan rancangan manusia.

Kekecewaan sering dirasakan karena kita berusaha mensejajarkan jalan dan rancangan kita dengan jalan dan rancangan Tuhan.

Hari itu saya dapat meninggalkan pulau Rote dengan kayakinan bahwa VISI membuka sekolah di dusun Oendule adalah sungguh dari Tuhan karena tanah kini telah diberikan. Entah seperti apa Dia menghantarkan saya untuk proses pembangunan itu, namun jelas bahwa Dia pasti akan melakukannya karena VISI ini untuk menolong generasi bangsa.

Leave a Reply

Shopping Cart
%d