3 tahun yang silam saya datang ke desa Oefeto untuk memenuhi undangan pelayanan natal dari suatu persekutuan keluarga. Seperti biasa saya selalu datang lebih awal dari jadwal jam di undangan.
Waktu berada disana saya bercakap-cakap dengan beberapa orang yang merupakan anggota keluarga dari persekutuan tersebut.
Pembicaraanpun tiba pada topik “buta huruf” yang sudah mengikat banyak warga di desa tersebut. Salah satu cerita sedih dari hal ini adalah mereka pernah menandatangani satu surat persetujuan, yang sebenarnya mereka tidak setujui isinya. Hanya karena tidak bisa membaca, mereka diberitahukan bahwa surat itu isinya tentang hal yang lain.
Panggilan Allah jelas datang bagi saya di moment percakapan tersebut, saya bertanya pada Tuhan “apa yang bisa saya lakukan, karena saya hanyalah seorang hamba Tuhan”. Allah menaruh dengan jelas di hati saya untuk membantu mereka lewat pendidikan.
Setelah hari itu saya mulai berdoa untuk daerah tersebut, banyak berpikir tentang fakta disana dan coba melakukan survey sederhana untuk mengetahui apa yang bisa saya lakukan. Kesimpulan dari semuanya adalah membuka PAUD.
Waktu itu, rasanya imposible karena saya tak banyak mengetahui soal dunia PAUD. Namun, ketaatan membawa saya untuk mulai melangkah, meski dengan segala keterbatasan. Komitmen saya adalah panggilan Allah ini harus dikerjakan agar menolong warga disana.
Panggilan Tuhan selalu berkaitan dengan menjawab kebutuhan manusia, baik itu secara individu maupun kolektif. Allah tidak pernah salah memilih, dan kepada siapapun yang menjawab panggilan itu maka surga pasti membuka jalan dan memberikan topangan agar membuat kehendakNya nyata bagi manusia.
Panggilan itu saya jawab, saya kerjakan dan saya upayakan hingga hari ini. Sedikit demi sedikit kemajuan bisa dilihat, dan manfaatpun di rasakan oleh orang lain.
Karena itu apapun panggilan yang Allah berikan di hatimu, kerjakanlah dengan setia karena kamu sedang dimuliakan oleh surga untuk menjadi alat pertolongan bagi orang lain.