Salah satu resolusi pribadi saya di tahun 2019 adalah meraih janji Allah belasan tahun silam yang menyatakan bahwa “aku akan pergi ke bangsa-bangsa, suku-suku, kaum dan bahasa untuk namaNya” dimana saya sudah diijinkan melayani di banyak suku di Indonesia, melayani orang dengan banyak keberagaman bahasa di bangsa ini namun pergi ke bangsa-bangsa Allah belumlah memberikan kesempatan untuk itu.
Itulah sebabnya, saya ingin melihat Tuhan menggenapkan hal itu di tahun ini.
………….
Pada tanggal 15 Januari saya menerima undangan dari salah satu gereja Protestan di Hera-Timor Leste untuk melayani ke sana, mulai dari KKR Pemuda, Kunjungan PI ke orang-orang kunci dan pelayanan ibadah raya minggu.
Maka pada tanggal 17 Januari saya menggunakan Timor Travel menuju Timor Leste, dan tiba di terminal Becora pada jam 7 malam dan langsung melanjutkan ke Hera.
Perjalanan yang sangat melelahkan ini terbayar melalui sambutan hangat dari Pendeta dan jemaat disana, semuanya itu meniadakan rasa capek dari perjalanan darat selama 12 jam tersebut.
Pengalaman melayani di Timor Leste memang sangat jauh berbeda dengan berbagai pengalaman pelayanan-pelayanan lain yang sudah Allah ijinkan saya lakukan.
Negara ini kuat akan penyembahan berhala, banyak sekali pemujaan pada roh-roh orang mati, banyak orang terikat dengan penyembahan ke dunia hitam dan mengikat diri mereka dengan hal-hal tersebut.
Menurut Pdt. Amena Pinto, S.Th yang menerima saya disana, negara tersebut krisis akan hamba Tuhan. Kondisi tersebut terlihat dari hanya 10 orang hamba Tuhan saja yang sungguh-sungguh mau melayani Tuhan, yang lainnya hanya asal-asal saja. Itulah sebabnya banyak sekali jiwa-jiwa disana yang tidak terlayani dengan baik.
Bahkan menurut pengakuan Pdt. Amena bahwa dia sendiri sudah mengalami frustasi dengan kondisi pelayanan disana, dan sudah berencana meninggalkan negara tersebut. Namun Allah menghiburnya melalui kedatangan saya, sekaligus menguatkan dia kembali untuk kembali giat melayani disana.
Dalam pelayanan disana Allah menunjukkan kemurahanNya melalui pelayanan yang saya kerjakan selama satu minggu tersebut. Kepala suku Hera membuka hati dan menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadi, banyak keluarga yang dilayani secara pribadi, banyak orang sakit yang di doakan bahkan banyak anak muda yang mengalami Tuhan secara pribadi disana.
Rahmat Allah yang besar bagi jiwa-jiwa di bumi Lorosae memang luar biasa. Dia juga menunjukkan kesetiaan-Nya menyertai saya dalam pelayanan disana. Berbagai pembelaan di tunjukkan olehNya baik ketika serangan kuasa kegelapan ataupun kendala dalam hal-hal lahiriah lain.
Negara tetangga ini memiliki kebutuhan rohani yang luar biasa, butuh sentuhan pelayanan rohani karena situasinya yang emergency. Memang tidak mudah, tapi sekiranya kita bisa mengambil waktu untuk berdoa agar makin banyak hamba Tuhan yang terpanggil untuk melayani disana dengan sungguh-sungguh.
Siapapun kita yang sedang menunggu penggenapan janji Tuhan dalam hidup pribadi maupun pelayanan, jangan menyerah dan putus asa karena Allah memiliki waktu tersendiri untuk menggenapi dan menyatakannya janjiNya bagi kita.
Sama seperti Allah tidak melupakan janjiNya bahwa Dia akan mengutus saya ke bangsa-bangsa, Dia hanya mendidik dan mempersiapkan saya dalam jangka waktu yang cukup untuk maksud tersebut. Dan kini Dia sendiri yang telah memulai perjalanan misi tersebut, dan akan terus Ia lakukan melalui hambaNya yang kecil ini.
Pokok Doa:
- Kiranya ada hamba-hamba Tuhan yang terpanggil untuk melayani di Timor Leste.
- Para Pendeta yang sudah melayani disana agar tetap kuat dan setia.
- Kerohanian jemaat yang sudah menerima Kristus, agar imannya kokoh dan gaya hidupnya sesuai dengan Firman Tuhan.
- Kesejahteraan umat Tuhan disana, karena potret kemiskinan begitu jelas sejauh mata memandang.
- Sistem pemerintahan yang menyatukan profesi pendeta dengan urusan politik negara, sehingga membuat banyak Pendeta yang terkontaminasi panggilannya.
- Kiranya gerakan penginjilan makin di kuatkan disana sehingga melepaskan banyak orang yang masih hidup dalam penyembahan berhala dan berbagai macam dunia hitam.