Perempuan Mesin Pemuas Nafsu dan Mesin Produksi Anak

Beberapa tahun terakhir ini karena alasan memenuhi panggilan hidup yang Tuhan berikan, aku banyak melakukan traveling ke berbagai daerah di Indonesia. Kakiku bahkan telah di ijakkan di daerah dengan ojek termahal di Indonesia, dimana sekali naik ojek kita harus siap merogoh kantong 500-700 ribu untuk bisa diantarkan ke tempat tujuan. Nama daerah itu adalah Seko di daerah Sulawesi.

Di semua perjalanan ini, ada pemandangan yang sama yang selalu aku temukan yaitu umumnya perempuan di desa dan pedalaman itu seperti mesin pemuas nafsu laki-laki dan mesin produksi anak, jika sudah selesai mesin dipakai untuk salah satu alasan atau kedua-duanya perempuan di ceraikan atau ditinggalkan begitu saja. Di Seko, kebanyakan perempuan melahirkan anak antara 8 sampai 16 orang anak, namun setelah itu mereka di ceraikan. Saya pernah bertanya kepada seorang bapak yang sudah memiliki 12 anak namun menceraikan istrinya “mengapa istrinya diceraikan?” jawabannya “sudah bosan”. Dipinggiran ibu kota negara, saya pernah mengenal seorang perempuan yang bersedia terus melahirkan agar bisa mendapatkan perhatian suaminya, jika dia berhenti melahirkan maka suaminya menceraikannya.

Sederetan cerita tentang perempuan semacam ini mewarnai negeri ini, dari Sabang sampai Merauke, dan Nias sampai pulau Rote.

Apakah emansipasi perempuan yang di gagas oleh Kartini tidak sampai ke desa dan pedalaman?

Entahlah, namun Perempuan yang diciptakan Tuhan dengan maksud yang begitu mulia yaitu sebagai penolong bagi laki-laki kini telah sirna dari tujuan itu. Masih banyak perempuan yang kini dilihat tanpa harga dan martabat.

Apakah karena budaya ataukah kaum Adam yang salah memahami tentang tujuan Tuhan menciptakan perempuan di dunia?

Apapun itu alasan yang melatar belakangi semuanya, Indonesiaku harus membuka mata dengan lebar agar bisa melihat banyak perempuan di pelosok yang sedang terpuruk. Garuda harus makin mengembangkan sayapnya untuk melindungi banyak perempuan di negeri ini yang telanjang harga dirinya.

Jika kamu adalah perempuan, edukasilah perempuan yang kamu temui agar makin banyak yang terbebas menjadi manusia bukan mesin yang tergambar di atas, namun jika kamu adalah laki-laki maka jadilah laki-laki yang menghargai harkat dan martabat perempuan, karena perempuan adalah makluk mulia yang diciptakan segambar dengan Allah bukan mesin yang memiliki batas waktu pemakaian.

Selamat Hari Perempuan Sedunia,

Dariku (NM)

1 thought on “Perempuan Mesin Pemuas Nafsu dan Mesin Produksi Anak”

  1. Pingback: Perempuan Hamil di Luar Nikah, Hilangkah Masa Depannya? – NK

Leave a Reply

Shopping Cart
%d bloggers like this: