Tak Usah Ke Lombok

Sebagai seorang anak, semua keputusan yang berkaitan dengan kehidupan; baik itu untuk sesuatu yang jangka panjang atau yang sekarang, semuanya kudu wajib melibatkan orang tua. Artinya seringkali apapun yang menjadi tanggapan Papa dan Mama, aku harus tunduk dan taat mengikuti.

Hal ini berlaku juga saat aku men-sharingkan informasi tentang peluang bekerja di Lombok, Papa dan Mama sepakat dalam kalimat yang berbeda “tak usah ke Lombok” dengan bla bla bla alasannya. Dimana menurutku, alasan-alasan tersebut tidak begitu kuat untuk membuat aku setuju dengan mereka.

Maka kali ini aku harus berjuang untuk tak tunduk dan taat pada mereka dan berusaha membuktikan bahwa kalimat mereka itu tak benar adanya.

Tak usah ke Lombok di ucapkan kepadaku karena orang tua sebenarnya lebih menyukai aku berada di Jakarta ketimbang ada di tempat lain di Indonesia. Tak usah ke Lombok di sampaikan kepadaku karena ada kekuatiran; karena itu adalah daerah baru dan tak ada satupun sanak famili disana ataupun teman akrab.

Saat aku menuliskan tulisan ini, aku tersenyum mengingat peristiwa dimana diriku harus tawar menawar dengan mereka berdua. Aku teringat akan berbagai argumen yang ku lontarkan saat berdebat dengan mereka, hingga sekali waktu aku sempat marah karena Papa mengatakan bahwa lebih baik dia melepasku untuk bekerja di luar Indonesia dari pada harus ke Lombok.

Ah Papa dan Mama…sebentar lagi aku akan pulang untuk waktu yang singkat untuk bertemu dengan kalian berdua. Saat di rumah nanti, aku ingin menceritakan tentang keindahan tanah Lombok, keunikan budaya pernikahan yang selalu ku dengar ceritanya dari orang-orang disini dimana ceweknya selalu di curi terlebih dahulu (walau aku kuatir mungkin saat mendengar cerita ini, kalian tak akan mengijinkan aku untuk kembali lagi ke Lombok), akupun tak sabar untuk menceritakan kepada kalian tentang kopi setengah gelas yang biasa mereka sajikan padaku dan juga tentang banyaknya buah duren yang sudah mengisi perut kecilku ini namun aku masih saja belum puas.

Aku akan pulang sebentar lagi, ku berharap bahwa kepulanganku dengan sehat dan tidak kekurangan sesuatu apapun ini dapat membuat kalian tak lagi mengucapkan kalimat tak usah ke Lombok. Karena aku bisa mempertanggung jawabkan semua alasan yang aku sampaikan, dan berharap akan lebih banyak doa dari kalian berdua yang diucapkan bagiku karena aku masih akan kembali ke Lombok lagi.

Leave a Reply

Shopping Cart
%d