
Ide tulisan ini datang kemaren saat saya berada di bandara El Tari Kupang karena harus menjemput seorang kerabat dekat yang datang ke rumah orang tua. Sembari menikmati se-cup coffee latte dan satu potong cinnamon roll di salah satu cafe kopi yang sudah lumayan menjamur di Indonesia, saya mulai berpikir tentang hal ini sembari melihat pemadangan orang-orang yang sedang lalu lalang di bandara itu. Kemanakah mereka ini? Apakah mereka sedang ingin kembali ke rumahnya ataukah sedang pergi meninggalkan rumah mereka karena alasan-alasan tertentu?.
Pertanyaan ini membawa saya pada realita sebagai seorang anak perantau, saya selalu merindukan rumah setiap waktu ketika sedang berada di pulau yang lain, bukan karena rumah orang tua adalah tempat yang mewah atau tempat yang serba ada, namun di rumah itu ada orang-orang yang saya cintai. Karena itu berada jauh dari rumah sama halnya dengan saya terpisah dari orang-orang yang saya cintai itu. Karena itu saya selalu ingin kembali untuk bersama mereka sesering bisa.
Rindu akan rumah memang selalu di kaitkan dengan sejumlah budget yang harus di keluarkan. Namun rindu pada rumah juga dapat menjadi dorongan untuk berjuang agar bisa mendapatkan hasil studi yang terbaik sehingga suatu hari dapat pulang dengan memberikan senyum bagi orang-orang yang sudah ditinggalkan atau rindu akan rumah juga dapat menjadi dorongan untuk bisa berjuang untuk dapat meraih karir yang lebih baik lagi sehingga dapat mengumpulkan pundi-pundi untuk bisa pulang. Tentu setiap orang memiliki target waktu untuk tinggal jauh dari rumah yang berbeda-beda, namun apakah kerinduan akan rumah itu selalu terselip di hati?
Saya tersenyum saat menuliskan kalimat yang terakhir ini, karena sebenatr lagi saya akan meninggalkan rumah orang tua karena alasan kehidupan. Sehingga badai rindu itu akan menyerangku dalam waktu dekat ini.
Bagaimana denganmu? Sedang berada di rumahkah? Atau justru saat membaca tulisan ini di dadamu mulai berkecamuk perasan AKU RINDU RUMAHKU?.
Pingback: #Dirumah Aja# – NK