Menjadi perantau itu berat, salah satu yang paling berat adalah harus berada terpisah jauh dari keluarga. Inilah bagian yang sangat sulit dari seorang perantau di negeri orang, harus berjuang sendiri, harus mandiri, harus memastikan sendiri segala sesuatu berjalan baik.
Kalau sakit harus berjuang ke dokter sendiri, kalau sedang kehabisan uang harus berupaya bagaimana mendapatkan uang sendiri dan mencukupkan diri dengan yang ada, kalau sedang sedih harus belajar bagaimana mengatasi kesedihan itu sendiri, dan masih banyak hal lain yang harus di lakukan secara mandiri.
Tapi ini saya pelajari dan alami bahwa Tuhan selalu memberikan keluarga baru kepada perantau. Keluarga baru ini sering kali bukan orang se-suku atau se-bangsa, kadang bukan yang se-aliran kepercayaan, atau juga ada yang tidak sama warna kulit dan lain sebagainya.
Namun mereka ini sering menyayangi kita lebih dari keluarga kandung kita sendiri. Sering tak tanggung-tanggung memberikan pertolongan, tidak pernah hitung-hitungan memberikan bantuan dalam bentuk apapun.
Orang-orang ini bisa jadi adalah bos di tempat kerja, teman kerja, tetangga di lingkungan tinggal, orang-orang yang beribadah di rumah ibadah yang sama, mentor atau mungkin juga mitra bisnis kita.
Kalau sedang pulang ke kampung halaman sendiri, seringkali keluarga baru ini kita rindukan sama besarnya ketika kita rindukan keluarga sendiri di kampung halaman tatkala di perantauan.
Bahkan di beberapa cerita ada yang menyayangi keluarga barunya melebihi dia menyayangi keluarga kandungnya sendiri.
Bagaimana dengan kamu, apakah kamu menemukan keluarga baru tatkala di perantauan?