Kota Soe, Kota Yang Berbeda?

Soe merupakan ibukota dari kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) yang berjarak 2,5-3 jam perjalanan dengan kendaraan roda empat dari kota Kupang. Di kota ini ada beberapa keunikan yang sangat saya sukai, karena itu setiap kali berkunjung ke Soe, saya sangat menikmati waktu disana. Hal apa saja yang bikin saya fall in love dengan kota ini?

Cuacanya

Hal pertama yang sangat saya sukai dari kota soe adalah soal iklimnya yang dingin. Dimana hal ini sangat kontras dengan dua kota yang mengapitnya yaitu kota Kupang dan kota Atambua, yang memiliki udara yang sangat panas. Walaupun letaknya hanya berjarak 110 Km dari kota Kupang dan 185 Km dari kota Atambua, namun kota ini memiliki suguhan udara yang sangat jauh berbeda. Karena itu kota ini mendapat julukan “kota dingin atau the freezing city“. Itulah sebabnya di kota ini di bulan-bulan tertentu penghuninya harus memakai jaket yang tebal agar tubuh dapat merasa hangat.

Orang-orangnya

Kota kecil yang di huni oleh empat pemeluk agama di Indonesia ini yaitu: Kristen, Islam, Hindu dan Bundha ini, memiliki kekhasan manusianya. Dimana mayoritasnya di huni oleh orang Timor, karena itu budaya sopan santun masih begitu kental disini. Terlebih lagi karena kota ini sangat religius dimana mayoritas penduduknya adalah pemeluk agama yang taat. Dalam sejarah kekritenan sendiri, kota ini mendapat perhatian dunia karena pada tahun 1965 terjadi mujizat di sini yaitu air berubah menjadi anggur.

Hingga saat ini jika berkunjung ke sini, kita masih bisa merasakan kehangatan sambutan ala orang Timor yaitu penyuguhan sirih pinang dan penyematan selendang tenun Timor, meski sudah tinggal di perkotaan, umumnya orang-orang disini masih begitu kuat menjunjung tinggi budaya dan nilai hidup dari orang Timor.

Karena itu setiap kali berkunjung ke kota ini saya makin mendapatkan pemahaman akan budaya suku ayah saya yang memang berasal dari suku ini. Sehingga meski tidak di lahirkan di sana, saya bisa dapat belajar dan melestarikan budaya suku ini dalam diri saya.

Makanannya

Mungkin bagi orang-orang pendatang baru, tidak banyak yang akan menyukai makanan di kota ini karena memang tidak banyak pilihan makanan yang sesuai dengan lidah orang kota yang terbiasa menikmati makanan yang kaya bumbu dengan varian rasa. Namun berbeda dengan saya, saya begitu menyukai suguhan sederhana dari makanan yang memang Timor bangat! karena itu setiap kali saya ke kota ini saya sangat menikmati suguhan pangan lokal yang ada disana. Seperti: Rebusan singkong dan ubi-ubian, aneka masakan jagung (jagung bose dan katemak), disertai dengan sambal lu’at,

Panorama Alam

Kota ini memang tidak memiliki banyak gedung bertingkat yang menjadi salah satu simbol manusia modern perkotaan. Tetapi jika berada di kota ini, tubuh dan otak akan menjadi lebih relax karena pemandangan alam sekitar yang memanjakan mata. Saya sangat menyukai pemandangan gunung-gunung yang terbentang sejauh mata memandang dari kota ini. Tidak hanya itu saja, tidak jauh dari pusat kota ada air terjun yang sudah sering di kunjung oleh wisatawan yang bernama air terjun Oehala, hutan pohon pinus, dan puncak km 12.

Beberapa minggu yang lalu saya baru saja menikmati semua daftar di atas. Dan saya masih terus bergairah untuk mengunjungi kota ini kapanpun saat saya memiliki kesempatan.

Leave a Reply

Shopping Cart
%d bloggers like this: