
Perkenalan kami dimulai saat sekolah tempatnya mengajar menjadi salah satu mitra dari program yang sedang kami bawa ke Kabupaten Lombok Utara (KLU). Program yang bertujuan untuk membuat anak-anak bisa membaca dan suka membaca ini sudah di mulai sejak 3 bulan lalu.
Alhasil kelasnya sering saya kunjungi. Oleh karena itu saya beberapa waktu lalu meminta ijin untuk menuliskan kisah tentangnya di blog saya dan dia tidak keberatan.
Ibu guru yang baru di angkat menjadi PNS (pegawai negeri sipil) setelah 10 tahun mengabdi sebagai guru honor ini memiliki kepiawaian untuk menaklukkan kelas. Dimana kelasnya yang masih berjalan di dalam bangunan darurat dengan banyak tantangan-tantangan belajar yang di hadapi tetap saja kelasnya bisa di buatnya menjadi kelas yang menyenangkan sehingga bagi saya kelasnya menjadi salah satu kelas yang sangat saya sukai untuk di kunjungi karena selalu ada sesuatu yang saya pelajari dari sana sehingga menambah pengetahuan saya.
Setiap bertemu dengan perempuan yang mulai karirnya sebagai seorang pendidik selepas tamat dari bangku SMA ini, selalu memberikan cerita yang berbeda. Penampilannya yang selalu sederhana tidak dapat menutupi kharisma yang di mikikinya sebagai seorang pendidik yang ada di dalam dirinya.

Karena itu kelasnya tidak berjalan monoton, sebab guru yang satu ini selalu tahu bagaimana cara mengelola kelasnya meski tidak ada fasilitas pendukung yang ada dalam ruang belajar tersebut. Kelas dengan jumlah siswa 16 orang yang di ajarnya ini, memiliki tingkat kebutuhan dari anak yang berbeda-beda. Tetapi beliau tetap saja dengan sabar membimbing mereka satu per satu untuk membuat semuanya setara dalam pencapaian yang diiginkan.
Memang benar bahwa menjadi seorang guru bukan saja tentang berdiri di depan kelas dengan modal lulusan sarjana pendidikan tetapi panggilan jiwa untuk melayani dan membimbing anak-anak didik untuk dapat menjadi manusia. Karena itu di butuhkan kesabaran dan keuletan untuk bisa mewujudkan semuanya itu.
Dan ibu Baiq Husniah adalah guru yang memiliki semuanya itu, nyatanya meski saat beliau menjadi seorang guru dengan gaji yang di terima hanya sebesar 15.000 rupiah saja di tahun 2004. Tetapi dia dengan sabar dan tekun menjalani terus menjalani profesi dan panggilan jiwanya untuk terus berusaha agar anak-anak bisa cerdas.
Sepuluh tahun harus di lewatinya dengan gaji yang diterima per triwulan dengan jumlah yang tak seberapa tetapi hal itu tidak membuatnya mundur dari panggung pendidikan negeri ini. Seolah beliau sadar bahwa dirinya dilahirkann untuk menjalani kehidupan dengan misi mencerdaskan generasi bangsa karena itu uang tidak menjadi alasan untuk menguburkan panggilannya tersebut.
Dua hari yang lalu saya bertemu dengannya lagi di kelasnya, hari itu saya datang bukan sekedar untuk mentoring saja tetapi di tangan saya ada alat ukur keberhasilan mengajar untuk kurikulum yang sedang diterapkan sejak bulan Februari 2019 di kelasnya. Dia tersenyum menyambut saya pagi itu, di ruang kelas yang berlantai tanah itu dia mulai berdiri dan mengajarkan materi yang terakhir sebelum saya mulai untuk mengetes anak didiknya.
Pada saat giliran saya sudah selesai, dia menghampiri saya dan bertanya “ada beberapa anak-anak yang belum tuntas bu?” saya tersenyum dan menjawab “cuman 3 orang bu, ibu sudah sangat berhasil untuk ukuran 3 bulan ini” puji saya dan dia menimpali “ya saya sudah tahu bahwa mereka ini hasilnya pasti kurang karena mereka jarang masuk sekolah” .
Saya tersenyum karena menyukai kalimat terakhirnya itu, karena bagi saya yang paling penting adalah dia sendiri sudah tahu alasan mengapa masih ada 3 anak didiknya yang masih kurang maksimal hasil pencapaian belajar mereka.
Memang benar bahwa guru bukan Tuhan yang tahu segalanya tentang murid-murid yang di ajarnya, tetapi guru adalah orang yang luar biasa yang bisa mengenali kemampuan setiap siswanya berapapun jumlah mereka di dalam kelasnya dan guru selalu berusaha semampunya untuk menolong mereka semua.
Guru adalah orang yang tidak pernah lelah belajar untuk menemukan cara supaya membuat siswanya bisa mengkuti pelajaran dengan baik, meski dalam semua proses itu ada banyak tantangan dan hambatan yang di alami tetapi dia pasti akan terus menjalani itu karena jika kelasnya berjalan dengan baik maka itu adalah kebahagiaan baginya.
Dan bagi saya, semua itu adalah hal luar biasa yang saya temukan di dalam seorang guru sederhana yang bernama Baiq Husniah yang kini sedang mengabdikan diri bagi dunia pendidikan tanah air yaitu di SDN 4 Sokong.
Tetap semangat untukmu guru hebat yang menginspirasi saya!