Saya menuliskan ini berdasarkan pengetahuan dan pengalaman saya mendengar atau menyaksikan langsung hal-hal yang menurut saya begitu susahnya jadi perempuan Indonesia di daerah.
- Perempuan tidak bisa bangun tidur kesiangan karena dianggap tidak sopan, atau pemalas. Perempuan diharapkan untuk bangun pagi-pagi setiap hari tidak perduli sedang capek atau hari libur atau sejumlah alasan pribadi lain, pokoknya perempuan harus bangun pagi-pagi.
- Perempuan harus bisa memasak, mencuci, bersihkan rumah dan serentetan kegiatan rumah lainnya. Jika salah satu tidak bisa dilakukan maka dianggap perempuan malas.
- Jika sudah umur 25 tahun maka perempuan harus sudah menikah (kebanyakan menikah di bawah usia ini), karena jika belum maka akan selalu ditanyai pertanyaan “kapan nikah” oleh kerabat, teman atau rekan kerja. Jika sudah menikah harus punya anak, jika tidak punya anak dianggap perempuan yang kurang sempurna. Jika punya anak harus ideal yaitu ada laki-laki dan ada perempuan jika hanya perempuan saja sering diomongin oleh keluarga tetapi jika anaknya semua laki-laki itu tidak apa-apa.
- Kalau bekerja kantoran jangan sampe posisinya melebihi suaminya, jika sampe terjadi maka sering di bilang perempuan tidak boleh melebihi suaminya, perempuan seharusnya dipimpin bukan memimpin.
- Perempuan yang sudah menikah tidak boleh membiarkan suaminya mengerjakan pekerjaan rumahan seperti: mencuci, memasak atau membersihkan rumah. Jika sampai ini terjadi maka dianggap perempuan (istrinya) malas dan suka nyuruh-nyuruh suaminya dan bukan tipe istri yang baik, sehingga dia akan menjadi buah bibir tetangga dan kerabat.
- Sejumlah aturan berpakaian di tetapkan jika salah satu di langgar, maka biasanya dicap sebagai perempuan tidak beretika atau tidak punya tata krama sehingga dipandang sebagai perempuan tak bermoral.
- Soal urus anak (merawat, membesarkan/mendidik) adalah tugas perempuan, laki-laki hanya bertugas mengurus pekerjaan di luar rumah. Karena itu jika anak melakukan kesalahan maka kesalahan itu adalah kesalahan perempuan yang menjadi ibunya.
- Jika jatuh cinta perempuan tidak boleh pertama kali mengungkapkan perasaan kepada laki-laki karena itu dianggap sebagai tidak memiliki harga diri. Perempuan tidak boleh mengespresikan perasaan secara langsung kepada lawan jenis.
- Perempuan tidak boleh terlalu vokal dalam menyampaikan inspirasi atau aspirasi, tidak boleh terlalu ambisius dengan pendidikan, tidak boleh menghabiskan banyak tahun untuk pendidikan. Secukupnya saja kalau laki-laki boleh.
- Perempuan harus taat kepada mertua, sekalipun mertua salah, perempuan tidak boleh protes atau melawan. Perempuan harus taat mengerjakan keinginan dari mertua dan suami jika ingin dibilang sebagai menantu ideal atau istri ideal.
Saya berpikir masih ada banyak hal lain yang membuktikan bahwa begitu serba salahnya menjadi perempuan ideal di desa (daerah). Padahal perempuan juga memiliki hak asasi dan kehendak bebas sebagai manusia yang juga harus di hargai oleh laki-laki dan masyarakat.