3 Hal Mengerikan yang Terjadi Selama di Lombok

Saya bekerja di Kabupaten Lombok Utara selama kira-kira 10 bulan di tahun ini, ada banyak pengalaman yang saya dapatkan selama berada di daerah ini. Namun dalam tulisan kali ini, saya ingin membagikan tentang 3 pengalaman mengerikan yang saya alami. Apa saja?

  1. Perjalanan di rute ekstrim dengan bersepeda motor; saya menghitung ada 3 rute perjalanan yang saya lewati dengan sepeda motor yang sangat mengerikan. Pertama adalah rute ke jenggala-6 dimana ini adalah salah satu perjalanan yang membuat saya suka banyak berdoa sepanjang perjalanan. Kedua adalah tanjakan-sehari lihat saja dari namanya, ini adalah satu bagian perjalanan di wilayah kecamatan Tanjung yang suka menguji keberanian. Teman saya yang sudah puluhan tahun tinggal di daerah Lompok bercerita bahwa dia pernah menangis melewati daerah ini karena saking takutnya. Dan yang terakhir adalah sebuah rute bersepeda motor yang belum saya tuliskan adalah perjalanan ke SDN 7 Jenggala. Rute ini kengeriannya hampir sama dengan rute ke Jenggala 6.
  2. Mengalami langsung gempa bumi selama beberapa kali; walaupun saya tidak memiliki pengalaman dengan gempa yang memiliki kekuatan yang sangat besar seperti yang terjadi pada tahun 2018 di Lombok. Namun saya beberapa kali merasakan gempa saat sedang beraktivitas, santai atau bahkan tidur nyenyak. Bagi saya, semuanya terasa mengerikan dan membuat saya selalu berpikir apa yang saya lakukan jika ada gempa yang sangat besar, bagaimana saya bisa selamat dan banyak pertanyaan lainnya. Bagaimanapun, hal ini adalah hal yang sangat mengerikan bagi saya. Dan untuk mengatasi ketakutan, biasanya saya berdoa meminta Tuhan memberikan saya damai sejahtera untuk bisa memiliki pemikiran yang lebih tenang ketika hal ini terjadi.
  3. Pengalaman melintasi laut dengan speed tanpa sabuk pengaman; Salah satu pengalaman mengerikan adalah kejadian di beberapa minggu lalu ketika saya melakukan perjalanan ke Gili Meno untuk menikmati keindahan pulau tersebut. Tentu saja saya melakukan perjalanan ini dengan speed biasa, yang umum di gunakan oleh warga lokal ke pulau tersebut karena alasan ongkos perjalanannya yang murah meriah. Namun resikonya adalah, di transportasi ini penumpang tidak menggunakan pelambung/pengaman tatkala penyeberangan di lakukan. Sewaktu berangkat, laut begitu aman namun berbeda pada saat saya melakukan perjalanan kembali ke pelabuhan Bangsal di jam 4 sore, suasana laut begitu berbeda. Teman saya yang duduk persis di samping saya sampai berkeringat dingin karena ketakutan ketika gelombang menghantam speed kami berkali-kali, karena itu dia memilih untuk terus menutup matanya sepanjang perjalanan. Saya juga melihat beberapa orang yang ada di depan saya mulutnya komat-kamit mengucapkan doa, ada juga yang menundukkan kepala dengan diam. Saya melemparkan pandangan keluar speed, melihat laut yang sedang menciptakan gelombang-gelombang air yang terus datang menghantam body speed, terlihat jelas bahwa air yang naik meninggi seolah ingin menutupi kami semua yang ada di dalamnya. Namun si bapak yang mengendalikan laju speed memainkan tangannya, untuk menciptakan laju dan gerakan speed untuk seirama dengan lekukan laut namun tetap dalam tujuan untuk cepat keluar dari suasana itu. Karena itu wajar jika kebanyakan penghuni speed menampilkan ekspresi ketakutan. Sehingga tak lama kemudian kami melewati suasana mencekam itu. Memang saat itu tidak ada ketakutan di hati saya, karena saya sudah pernah memiliki pengalaman yang jauh lebih menakutkan dengan laut dari ini sebelumnya. Namun tetap saja pengalaman ini merupakan salah satu kisah mengerikan saat berada di Lombok Utara karena saya melihat orang lain yang begitu ketakutan saat itu.

Bagaimana menurutmu, apakah cerita di atas layak disebut cerita mengerikan?

Leave a Reply

Shopping Cart
%d