Apa yang Kamu Inginkan dari Seorang Anak?

Pertanyaan ini muncul dalam pikiran saya beberapa waktu lalu ketika saya berbincang-bincang dengan seorang ibu yang sedang mengkwatirkan tentang buah hatinya. Dari obrolan tersebut saya makin di yakinkan bahwa ekspektasi setiap orang dewasa terhadap anak itu selalu berbeda-beda.

Dalam tulisan ini saya ingin menitik beratkan pada dua orang penting yang sering memiliki banyak keinginan dan harapan terhadap seorang anak yaitu orang tua dan guru.

Menurut pendapat saya, guru selalu dianggap sebagai tokoh yang banyak mendiagnosa potensi anak, itulah sebabnya guru selalu memulai tahun ajaran baru dengan menargetkan harapan-harapan yang ingin di capai dimana setiap anak muridnya diharapkan harus seperti ini dan seperti itu, akan tetapi kesalahanya adalah seringkali guru menyamaratakan penilaian bahwa nilai di raport adalah faktor penentu capaian belajar anak atau capaian target keberhasilan.

Meskipun demikian, ada juga guru yang memiliki pemahaman yang berbeda dimana nilai bukan di anggap sebagai tolak ukur pencapaian siswa belajar di kelas. Sehingga walaupun guru tersebut tetap memiliki ekspektasi terhadap muridnya, namun tolak ukurnya berbeda.

Jika kamu guru, apakah kamu pernah melakukan salah satu fakta di atas?

Bagaimana dengan orang tua? mereka justru sering memiliki keinginan yang tak dipikirkan atau tak terbayangkan oleh anak. Keinginannya seringkali ada yang berlawanan antara ayah dan ibu, karena itu tidak jarang bahwa ada fakta dimana anak di buat stres oleh orang tua karena di harapkan untuk memenuhi keinginan orang tuanya. Namun ada juga orang tua yang membiarkan anaknya berkembang dan bertumbuh sesuai dengan keinginan dan potensinya. Dimana semuanya tetap dalam kontrol orang tua namun keinginan dan potensi anak itu tetap dijadikan sebagai alasan utama dari semua pertimbangan.

Menurut kamu mana yang lebih baik? orang tua seperti apa yang ideal?

Bagi saya tidak ada salahnya orang tua dan guru memiliki keinginan dan ekspektasi terhadap seorang anak, namun ada baiknya juga orang tua dan guru juga menyadari bahwa anakpun memiliki keinginan.

Anak adalah pemberian Tuhan yang dipercayakan untuk dibimbing oleh orang-orang dewasa yang dicintai di sekitarnya. Namun anakpun memiliki keinginan tersendiri sebagai manusia yang memiliki kehendak.

Karena itu apapun ekspektasimu atau harapanmu bagi seorang anak, tetap berikan ruang baginya untuk berkembang sesuai dengan keinginanya. Kontrol saja, bimbing saja, didik saja dan hargai keginannya juga.

Bukankah ruang diskusi selalu menjadi ruang yang paling cocok untuk anak dan orang dewasa bertemu untuk mendiskusikan keinginan?

Karena itu jika kamu guru, selalu sediakan ruang diskusi dengan siswamu di kelas biarkan mereka berpendapat. Jika kamu orang tua tidak ada salahnya ruang diskusi menjadi ruang yang layak dimasukin setiap hari oleh orang tua dan anak.

Bagaimana pendapatmu?

Leave a Reply

Shopping Cart
%d bloggers like this: