
Tidak ada ruang kosong di kepala dan dada saat ini…yang ada adalah sejumlah pikiran tentang kapan waktu akan membawaku berkunjung lagi, rasa sesak di dada terasa karena akan berpisah, ada yang meneteskan air mata, dan sayapun harus merasakan pelukan erat perpisahan, berjuang melepaskan mereka dan menutupi kesedihan diri sendiri”.
7 Desember 2019 (catatan pribadi)
Dan sejumlah hal atau perasaan yang masih belum bisa di gambarkan dengan baik saat ini, namun saya ingin tetap membuat sebuah tulisan untuk mengabadikan tentang hari ini.
Semuanya bermula karena adanya proyek pemberantasan buta huruf yang merupakan kerjasama antara Pemerintah Australia-Inovasi-Yayasan Tunas Aksara dan Dinas Pendidikan Lombok Utara dan menempatkan saya sebagai Dictrict Coordinator untuk mengkoordinir berjalannya proyek ini.
Karena itu sejak Februari 2019; saya mulai tinggal dan beradaptasi di daerah yang baru ini, lalu perlahan demi perlahan mulai menemukan keluarga di sana, menemukan teman di sana dan menemukan hal-hal yang sungguh membuat hati sedih saat benar-benar akan pergi dari daerah tersebut tanpa tahu pasti kapan akan kembali lagi.
Tangisan perpisahan sudah terjadi beberapa minggu sebelum penutupan program “Lombok Utara Suka Membaca” secara resmi dilakukan. Mereka yang mengetahui bahwa program ini akan berakhir pada tanggal 30 November 2019, dan tahu bahwa saya pun akan segera keluar dari daerah ini, mulai memberikan pelukan-pelukan perpisahan dan beberapa mewarnainya dengan tetesan air mata. Hal ini semakin terasa ketiga satu per satu farewell dilakukan dan memuncak pada keputusan untuk mengantarkan saya ke bandara.
Itulah sebabnya di minggu ini banyak tetesan air mata yang saya lihat, banyak kesedihan yang tergambar jelas, namun saya tetap mencoba menghibur mereka, menepuk pundak mereka, memeluk dengan erat namun tetap berusaha untuk tidak turut meneteskan air mata di moment-moment ini.
Dan hari ini 7 Desember 2019, beberapa mewakili mereka yang benar mencintai saya mengantarkan saya ke bandara Praya dengan tangisan, dengan pelukan perpisahan, dengan doa dan dengan harapan see you again.
Saya hanya bisa merasakan semua ini, mensyukuri semuanya, memaknai semuanya dan sekaligus makin di yakinkan bahwa hari ini saya benar-benar meningglkan Tanjung-Lombok Utara.
Namun ada cinta yang besar, cinta yang luar biasa yang sudah saya dapatkan dan cinta itu yang mengiring kepergian saya-dan perpisahan ini, meski kehadiran saya tidak terlalu lama diantara mereka.
You’ll be in My heart”
Phill Collins
Adalah lagu yang sangat tepat untuk saya dengarkan saat pesawat mulai bergerak perlahan untuk melepaskan landas. Setiap detik di bandara Praya hari ini menjadi moment yang indah karena sayapun berusaha melihat dengan detail sekitar bandara, sambil berpikir “Jika suatu hari saya kembali, apa yang akan berubah disini?”.
Karena Itu dari hati yang paling dalam saya ingin mengucapkan…
Terimakasih untuk LOMBOK UTARA.
Terimakasih Inovasi secara khusus Inovasi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Terimakasih Yayasan Tunas Aksara.
Terimakasih untuk banyak cinta dari semua guru dan kepala sekolah yang saya dapatkan.
Terimakasih untuk empat orang putra dan putri daerah NTB yang sudah menjadi patner, sahabat, keluarga bagi saya selama ada di sana.
Terimakasih untuk pemilik Northis Lombok Homestay, yang mengangapku sebagai anak mereka, keluarga mereka dan benar-benar membuat saya spesial tinggal di kamar 02 selama 11 bulan 13 hari.
Terimakasih untuk semuanya yang tidak dapat disebutkan.
7 Desember 2019 sebentar lagi akan berlalu namun bagi saya di tanggal ini ada sejarah yang perlu saya ingat selalu.
Pingback: Terimakasih Untuk Semua Temanku Atas Kenangan Manis Saat Bersama Kalian – NK