
Pada akhirnya saya mendapatkan kesempatan untuk menonton film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI) di Kupang, rasanya terlambat sekali saya mengambil waktu untuk nonton film yang direkomendasikan oleh beberapa teman katanya “kamu wajib nonton film ini, bangus banget” sehingga pada akhirnya kemaren saya menjadwalkan diri untuk menonton film ini.
Sepanjang menonton film yang berdurasi dua jam satu menit ini, saya banyak memikirkan tentang fakta parenting saat ini, minimal dari keluarga sendiri, tetangga dekat dan juga dari orang tua siswa yang saya ketahui. Beberapa kali membuat saya memanjatkan syukur karena di besarkan dengan penuh cinta oleh kedua orang tua, layaknya Awan di NKCTHI namun benar juga bahwa saya tidak pernah tahu perasaan ketiga orang saudara laki-laki saya. Dimana saya tahu bahwa mereka tidak mendapatkan bagian cinta sebesar yang saya dapatkan dari kedua orang tua sama seperti Awan di antara kedua kakaknya.
Saya juga memikirkan beberapa teman dekat saya, dan mulai memahami alasan mengapa mereka “bergumul dengan beberapa keputusan hidup yang harus mereka ambil, yang tampaknya begitu sulit dilakukan padahal dimata saya gampang untuk membuat keputusan itu” apakah benar bahwa itu semua ada alasan dari dampak suasana di dalam keluarganya yang tidak terlihat di permukaan namun ada terselimut rapat di dalam rumah mereka dan hanya mereka yang tahu?
Film NKCTHI membuat saya sadar sesadarnya tentang beberapa hal:
- Tidak semua anak yang walaupun di besarkan dalam keluarga yang utuh tidak mendapatkan kasih sayang yang utuh, sehingga mereka sudah terhilang di antara anggota keluarganya padahal setiap hari mereka ada di rumah mereka bersama keluarganya.
- Semua orang tua memiliki rahasia yang anaknya tidak ketahui, alasan di balik keputusan-keputusan yang mereka buat pasti ada alasan yang tidak mereka ceritakan kepada anaknya mengapa rahasia itu disimpan rapat.
- Ada anak yang kehilangan hak untuk memutuskan pilihan bagi dirinya sendiri karena semua pilihan hidupnya selalu ada orang tua yang ikut campur di dalamnya. Akibatnya anak tidak pernah tahu bagaimana mengambil satu keputusan yang tepat dan benar untuk hidupnya sendiri, dan ini terus terjadi meski mereka sudah sangat dewasa.
- Mama adalah tokoh penuh cinta yang hebat dalam keluarga, dia adalah pejuang pemersatu keluarga yang tidak pernah diberikan penghargaan. Namun dia ada di dalam setiap keluarga dan bertarung setiap hari. Mama adalah guru cinta terhebat di dunia.
- Kita wajib memutuskan untuk menemukan cara membahagiakan diri sendiri, meski itu adalah cara yang paling sederhana namun membuat diri sendiri bahagia adalah tanggung jawab kita sendiri, kitalah yang harus menemukan cara itu bukan orang lain.
- Untuk melihat horizon kesuksesan yang luas, tidak ada salahnya untuk kita memakai alat panjat yang ditawarkan oleh orang tua, saudara, sahabat dan siapa saja. Bukan nebeng sukses, namun ada kalanya untuk menemukan sukses versi kita, kita butuh alat dari mereka untuk memanjat ke atas tebing itu.
- Ada ketakutan dan trauma pribadi yang tidak bisa lepas dari diri kita sampai kapanpun kalau kita sendiri tidak mau berjuang untuk mulai mengambil langkah melepaskan diri dari ketakutan dan trauma masa lalu kita.
- Setiap anak di dalam keluarga memiliki kemampuan/talenta yang berbeda-beda, mereka semua butuh mendapatkan support yang sama dari orang tuanya untuk bisa meraih keberhasilan mereka di masa depan.
Semua hal yang di atas bertumpu pada satu hal bahwa saya beryukur untuk keluarga yang saya miliki saat ini, apapun keterbatasan dan kekurangan yang ada pada mereka, merekalah orang-orang dekat yang perlu saya banggakan dan saya cintai sampai akhir hayat. Dan dari merekalah saya belajar banyak nilai kehidupan yang memperkaya khasanah berpikir saya saat ini.
*otw nyari jadwal*
Wajib, nanti share juga yah apa nilai yg di petik dari sana.