5 Budaya Orang Meninggal Di Kupang-NTT

Kota Kupang adalah ibukota dari propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dimana merupakan kota yang didiami oleh semua suku yang ada di NTT karena itu tidaklah heran bahwa budaya yang ada di Kupang kebanyakan sudah diadaptasikan untuk bisa dilakukan oleh semua suku yang ada disana.

Dalam artikel kali ini saya menuliskan satu kebiasaan yang umum dilakukan tanpa memandang suku di kupang berkaitan dengan orang mati (orang meninggal), ada beberapa kebiasaan yang umum dilakukan yaitu:

Pertama; Adanya malam penghiburan, karena mayoritas yang mendiami kota Kupang adalah beragama Kristen maka hal yang sangat umum di lakukan ketika ada orang meninggal adalah adanya malam penghiburan, yaitu malam dimana ada ibadah bersama yang dipimpin oleh seorang tokoh agama Kristen, baik itu Pastor, Pendeta, Majelis/Guru Injil, dll.

Dimana mereka di percayakan untuk memimpin ibadah bersama yang dihadiri oleh keluarga, kerabat, tetangga, anggota jemaat dimana orang yang meninggal tersebut terdaftar di gereja lokal. Malam penghiburan biasanya ada kidung-kidung/lagu-lagu rohani Kristen yang dilantunkan dengan renungan dari pembacaan Firman Tuhan (pembacaan Alkitab). Malam penghiburan adalah malam ibadah bersama dimana semua orang yang hadir beribadah dan mendoakan keluarga yang sedang berduka untuk kuat menanggung perasaan duka karena di tinggalkan oleh orang yang dicintai.

Kedua; Kebiasaan Mete (begadang di tenda duka/di rumah duka) Mete adalah bagian dari kebiasaan orang Kupang ketika ada orang yang meninggal. Dimana orang-orang akan datang begadang sepanjang malam, baik untuk bernyanyi-nyanyi, main kartu (bukan judi), ngobrol-ngobrol, makan-minum bersama di rumah duka. Biasanya Mete untuk orang mati di Kupang umumnya 2-3 malam (tentatif) yaitu selama mayat masih belum dikuburkan atau saat mayat masih terbaring dan dilakukan lagi selama 3 malam setelah penguburan (bahkan ada yang bisa lebih).

Ketiga; Mayat di jaga selama 2-4 malam atau lebih (tentatif) biasanya bergantung keputusan keluarga sebelum akhirnya dikebumikan. Biasanya di Kupang, mayat akan dijaga selama beberapa malam dan dimalam-malam tersebut dilakukan malam penghiburan, dan mete bersama.

Lamanya mayat di jaga ini berkaitan dengan adanya keluarga dekat yang belum datang melayat dikarenakan berada di luar kota atau sedang merantau di daerah yang jauh. Jika yang meninggal adalah orang tua maka biasanya masih akan menunggu semua anaknya untuk berkumpul dan semua kerabat dekatnya datang. Karena itu tidak heran kadangkala ada mayat yang di jaga sampai seminggu karena masih menanti anak atau saudara kandungnya yang belum datang dari daerah jauh.

Keempat; Pesta ucapan syukur, mungkin ini salah satu hal yang sangat unik dari budaya di Kupang karena kalau ada orang meninggal pasti ada pesta ucapan syukur. Hal ini biasanya dilakukan setelah mayatnya di kuburkan dimana keluarga yang berduka akan mengadakan pesta ucapan syukur dengan suguhan makanan layaknya sebuah pesta. Karena itu umumnya setelah kembali dari lokasi penguburan biasanya ada panitia (dari anggota keluarga dekat) yang akan mengkoordinir dan mengarahkan kembali semua orang ke rumah duka untuk makan bersama layaknya pesta.

Kelima; Ada istilah-istilah perayaan setelah mayat di kuburkan, yaitu 3 malam, 9 malam, 40 malam, 1 tahun, 1000 hari dan tahun-tahun selanjutnya. Perhitungan malam itu di mulai saat mayat sudah di kuburkan. Biasanya di perayaan malam-malam ini ada ibadah syukuran keluarga di sertai makan dan minum bersama. Umumnya keluarga dekat yang tidak berada di luar kota yang jauh masih akan berkumpul di perayaan-perayaan ini.

Demikian uraian 5 hal yang umum dilakukan jika ada orang meninggal di Kupang. Semoga menambah pengetahuanmu tentang budaya dari kota Kasih ini yah.

Leave a Reply

Shopping Cart
%d bloggers like this: