Ruang untuk Memahami Makin Luas Setelah Aku Rasakan Sendiri

Di awal tahun ini saya sedang berjuang untuk belajar beberapa hal baru sebagai bagian dari up-grade diri untuk menjadi lebih baik lagi. Target-target tersebut sudah saya tulis dalam agenda harian karena itu beberapa di antaranya sudah on process untuk mengerjakannya alias mempelajarinya.

Dalam proses belajar inilah saya menemukan bahwa begitu sulitnya untuk memahami dan bisa mendapatkan satu skill baru, apalagi hal itu baru pertama kali di pelajari. Namun dalam proses inilah ada beberapa nilai hidup yang makin muncul melebur dalam diri saya, salah satunya yang sangat kuat menggaung adalah adanya rasa toleransi memahami orang-orang yang berjuang untuk mendapatkan skill yang sama.

Saya juga menjadi memahami kenapa mereka melakukan beberapa hal yang menurut saya terlalu lebay, ternyata setelah saya menjalani saya memahami bahwa itu adalah hal yang wajar dilakukan karena adanya stress dalam diri.

Ruang tolerasi dalam diri makin luas saat saya mulai turut merasakan apa yang sedang orang lainpun turut perjuangkan karena itu saya makin menghargai pencapaian orang lain, saya makin mengapresiasi apa yang berhasil mereka raih, saya makin turut bangga dengan mereka yang telah meraih hal tersebut.

Benarkah bahwa ruang tolerasi itu akan makin luas dalam diri kita jika kita turut merasakan sesuatu yang orang lain rasakan?benarkah toleransi itu adalah tentang rasa turut merasakan yang tak tertimpa pada kita namun hati yang mau turut merasakan?

Menurut saya ini berlaku untuk semua area kehidupan dimana kita akan makin memahami dan menerima orang lain ketika kita pernah merasakan hal itu atau setidaknya di hati kita ada ruang untuk turut menanggung rasa tersebut.

Memang bukan perkara mudah untuk memberikan ruang toleransi dalam hati, memang ini bukan sesuatu yang menyenangkan. Namun seringkali kehidupan membawa kita untuk akhirnya bertoleransi dengan orang lain setelah merasakan sendiri.

Leave a Reply

Shopping Cart
%d bloggers like this: