Saya di besarkan di tengah lingkungan masyarakat di Kupang yang sangat kuat meyakini hal-hal yang bersifat supranatural termaksud mitos yang masih terus diyakini sampai hari ini.
Berikut ini beberapa mitos yang masih di yakini di Kupang sampai hari ini.
- Perempuan hamil jika keluar rumah harus membawa peniti atau paku. Diyakini jika perempuan hamil yang keluar rumah dengan membawa kedua benda ini maka kandungannya akan aman dari gangguan makluk jahat yang bisa membayahakan janin dalam kandungannya.
- Jika merantau maka wajib berpamitan dengan orang tua atau leluhur di kuburan. Hal ini di yakini bahwa para arwah akan memberikan kemudahan di perantauan dan juga mereka mengetahui bahwa ada sanak family yang akan pergi jauh sehingga arwah tidak marah ketika orang tersebut tidak datang bersiarah di kuburan.
- Menaruh makanan/minuman dan sirih pinang di kuburan. Ini adalah kebiasaan yang sudah sejak dulu di yakini dalam masyarakat. Bahwa kita perlu memberikan makanan dan minuman kesukaan si arwah di kuburan sehingga malam hari dia tidak perlu datang ke dapur kita untuk mengotak-atik isi dapur bahkan akan membuat makanan yang di dapur yang sudah makan akan menjadi tidak berasa dan basi.
- Ada burung-burung tertentu yang jika mendengarnya berteriak di magrib atau di malam hari maka itu pertanda kuntilanak sedang lewat, karena itu dilarang untuk keluar rumah saat mendengar teriakan burung tersebut. Ini termaksud jika anjing melolong di malam hari, diyakini setan-setan sedang berjalan-jalan di area tersebut.
- Anak gadis atau perempuan muda dilarang bangun kesiangan karena akan susah ketemu jodohnya. Jika ada anak gadis atau perempuan yang belum menikah yang bagun kesiangan- bukan jam bangun pagi pada umumnya (biasanya masyarakat Kupang bangun pagi di jam 4-6 pagi), maka di yakini bahwa dia akan sulit menemukan jodoh.
- Di bulan Desember (Natal) wajib berziarah ke kuburan untuk membersihkan kuburan dan juga mengunjungi yang sudah meninggal. Jika ada orang dekat yang meninggal dan di kubur di jauh dari kota Kupang maka biasanya di depan rumah dibakar beberapa lilin dan disekelilingnya di tabur dengan rampe (irisan halus dari aneka bunga dan daun pandan).
- Khusus untuk suku Timor di larang memberi sesuatu dengan jumlah 3. contohnya jangan memberi 3 buah mangga, sebaiknya 1,2 atau 4. Bagi suku ini di yakini jika kita memberikan sesuatu dengan jumlah tiga maka itu sama dengan memaki orang yang menerima pemberian itu.
- Jangan menerima atau memberikan seseorang dengan tangan kiri. Bagi masyarakat kami, ini dianggap tidak sopan karena tidak memakai tangan kanan.
Itulah hal-hal yang masih diyakini sampai hari ini di kehidupan masyakarat kami. Namun karena perkembangan pendidikan atau alasan keyakinan agama maka beberapa orang sudah tidak lagi meyakini hal-hal ini.