10 Fase Orang Yang Berduka Menurut Westberg

Tulisan kali ini saya mengutip pendapat Westberg seorang Perintis gerakan holistik dan konseling di Amerika. Menurutnya, ada terdapat 10 fase atau tahap yang dialami oleh seorang yang sedang berduka. Saya menambahkan penjelasan pada setiap poinnya berdasarkan pengalaman pribadi saya ketika berduka. Berikut ini Tahap-tahapnya:

1. Tahap Terkejut atau Kaget/syok

Kaget atau syok ini terjadi karena ketidak siapan dari si penduka menghadapi peristiwa duka tersebut. Ekspresi kaget ini muncul karena rasanya kemarin semuanya masih baik-baik saja dan masih bersama-sama tetapi saat ini sedang berhadapan dengan fakta yang berbeda.

Terkejut membuat beberapa orang pada akhirnya pingsan atau tidak sadarkan diri. Reaksi ini muncul secara alami di beberapa orang karena ledakan perasaan kaget yang menyerangnya. Oleh sebab itu, biasanya bagi penduka, butuh beberapa saat untuk mencerna fakta yang sedang ada di depan mata itu.

2. Tahap Ledakan Perasaan yang Kuat

Seorang penduka pasti mengalami hal ini yaitu ledakan perasaan atau emosi yang begitu kuat dan tidak bisa dikontrol. Umumnya ledakan emosi ini pasti akan dialami oleh seorang yang sedang berduka dan pada fase ini, orang tersebut tidak mampu menghandle atau mengatur perasaannya tersebut.

3. Depresi atau Suram dan Merana

Depresi merupakan bagian dari pengalaman dari seorang penduka. Dimana saya dapat menggambarkan bahwa di titik inilah ledakan perasaan kehilangan yang mendalam itu membawa si penduka berada di titik rendah hidupnya.

Depresi ini datang dan dialami oleh orang yang mengalami kehilangan orang yang dicintainya. Ketidak siapan untuk berpisah dan kehilangan membuat si penduka sampai pada titik rendah hidup manusia yaitu depresi dengan pikiran dan pandangan hidup yang suram.

Di titik inilah seorang penduka benar-benar merasakan kehilangan semangat untuk melihat masa depan atau semangat untuk melihat hari esok. Perasaan menjadi begitu suram dan merana. Oleh sebab itu, kebanyakan orang yang berduka mengalami putus harapan hidup ketika tiba di tahap ini.

4. Muncul Tanda-Tanda Fisik

Tanda-tanda fisik ini mulai dari menangis yang mengeluarkan air mata berlinang-mati rasa-dan badan gemetar. Tanda-tanda fisik inilah yang biasanya menjadi penjelasan kepada orang lain yang turut hadir atau mendampingi untuk mengetahui bahwa betapa dalamnya duka yang sedang dialami oleh si penduka.

5. Panik

Menjadi panik merupakan reaksi dan tahap yang dialami juga oleh seorang penduka. Panik terjadi karena antara otak dan perasaan tidak bisa sinkron. Panik juga terjadi karena si penduka masih mencoba untuk berpikir “bagaimana ini? Apa yang selanjutnya bisa saya lakukan untuk ini bisa terjadi”.

Panik seringkali terjadi karena seorang penduka merasa tidak mengerti dengan alasan dari Yang Mahakuasa memberikan keputusan itu.

6. Perasaan Bersalah

Ini adalah fase yang bertahan dan naik turun dalam hidup seorang penduka. Mengapa hal ini bisa bertahan dan naik turun? Karena si penduka mencoba untuk terus menerus memikirkan solusi yang harusnya bisa diambil atau keputusan yang harusnya bisa diambil untuk memberikan pertolongan yang maksimal.

Perasaan bersalah juga bisa muncul karena si penduka merasa belum optimal menunjukkan kasih sayang kepada orang yang sudah dipanggil Sang Kuasa. Perasaan ini juga muncul dikarenakan si penduka merasa bahwa dirinya tidak becus dalam mengurus selama orang yang telah pergi itu dengan maksimal dan seterusnya.

Semakin dalam si penduka menemukan kesalahan-kesalahan diri dan kekurangan-kekurangan diri sendiri, akan membuat si penduka makin lama tinggal dalam masa berduka. Oleh sebab itu, ikhlas adalah kata yang tepat ketika seorang penduka berhadapan dengan fakta kehilangan orang yang dicintai. Sebab sebenarnya meskipun kita sudah optimal memberikan pertolongan atau perawatan apa saja, tetapi jika Sang Kuasa sudah memiliki keputusan yang berbeda maka kita pasti akan berpisah dalam kefanaan ini.

7. Marah

Fase ini pasti menjadi fase yang sulit, sebab seorang yang berduka akan mencari pelampiasan dari kemarahannya. Kemarahan biasanya ditunjukkan kepada oran terdekat bahkan ke Tuhan. Efeknya adalah ketika marahnya ditujukan kepada sesama maka orang ini tidak akan mampu menerima orang-orang tersebut lagi dalam hidupnya. Sedangkan marah yang ditujukan kepada Tuhan biasanya berefek pada tidak mau beribadah lagi atau tidak ingin mempercayai kebaikan Tuhan.

8. Tenang

Ini adalah fase yang tidak biasa dianggap oleh orang lain sebagai sebuah fase yang dialami oleh seorang yang berduka. Tenang biasanya dialami oleh seorang penduka bukan berarti dia tidak merasa kehilangan dan sedih dengan peristiwa duka yang dialaminya. Tetapi perasaan tenang ini dialami oleh si penduka sebagai bagian dari duka yang sedang diproses oleh dirinya dan perasaannya.

9. Berpengharapan

Fase ini bisa dialami oleh orang yang memiliki iman atau kepercayaan kepada Tuhan atau yang ilahi yang dipercayainya. Menjadi berpengharapan ini adalah fase dimana si penduka mulai membuka diri dengan Tuhan dan menerima kenyataan kehilangan yang dialaminya.

Berpengharapan merupakan suatu fase dimana si penduka mulai kembali memiliki semangat hidup dan melihat sisi kehilangan atau kedukaan yang dialaminya dari sisi rohani. Tidak lagi berfokus pada orang yang telah perg meninggalkan tetapi mulai menaruh fokus kepada orang-orang yang masih hidup atau kepada tanggung jawab yang harus diambilnya atau harus dikerjakannya.

Pada fase ini seorang penduka menjadi memiliki tekad untuk melanjutkan hidup dan optimis untuk melanjutkan tanggung jawab yang ditinggalkan atau hal-hal yang harus dikerjakan sebagai bentuk cintanya kepada orang yang telah lebih dahulu pergi meninggalkan dunia ini.

10. Menerima Kenyataan

Menerima kenyataan bukan berarti bahwa seseorang sudah sampai pada titik tidak lagi merasa sedih atau kehilangan. Tetapi menerima kenyataan adalah bagian dari bangkitnya seorang penduka untuk meneruskan hidup. Melihat bahwa Tuhan memiliki kuasa berdaulat atas seluruh ciptaanNya termaksud manusia.

Semoga tulisan ini bisa membantu memberikan pemahaman kepada kamu yang sedang berduka atau yang sedang menemani orang yang sedang berduka. Dengan mendapatkan pemahaman bahwa ada fase-fase yang akan dialami oleh seorang yang berduka, maka sekiranya kita tidak memaksa diri ketika sedang berduka untuk segera ceria atau menganggap rendah duka seseorang dengan memaksanya untuk harus segera kuat.

Leave a Reply

Shopping Cart
%d bloggers like this: