Pendidikan Di Kalimantan Timur-Memajukan Literasi Untuk Kelas Awal SD

Menurut data dari INAP tahun 2016 tentang survey literasi membaca antar daerah di Indonesia menyebutkan bahwa Kalimatan merupakan wilayah dengan kurang lebih 50 persen siswa kurang dalam kemampuan membaca. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu luasnya wilayah geografis dari Pulau Kalimantan sehingga dukungan kepada sekolah-sekolah untuk meningkatkan literasi awalpun menjadi begitu mahal. Hal lain yang juga turut mempengaruhi hal ini adalah karena ketidaksediaan kurikulum mengajar membaca yang efektif dan efisien untuk para guru kelas rendah SD yaitu kelas 1-3.

Saya berkesempatan untuk datang ke suatu Kecamatan di Kutai Timur yaitu Kecamatan Kaliorang untuk berbagi ilmu dengan kurang lebih 20 orang guru dan kepala sekolah disana tentang metode mengajar membaca yang efektif dan efisien sehingga guru dapat membantu siswa-siswi mereka belajar membaca yang optimal. Dimana goal besarnya adalah ini akan turut berkontribusi menurunkan angka siswa yang memiliki kemampuan baca yang rendah di sekolah-sekolah mereka.

Pelatihan yang saya dan tim kerjakan selama 4 hari dengan ekstra 1 hari untuk melatih Fasilitator daerahnya (FASDA), merupakan sebuah pengalaman yang indah dan menyenangkan. Para guru begitu semangat dan antusias mengikuti setiap sesi yang ada. Terjadi interaksi yang menyenangkan dan juga kegiatan micro teaching untuk melihat bagaimana guru mempraktekkan ilmu yang ada.

Guru adalah orang-orang yang berada di ujung tombak untuk bisa mendongkrak dan mengubah kemampuan membaca karena mereka dapat melakukannya kepada siswa-siswi mereka. Tanpa guru yang dengan optimal di dukung dengan teknik mangajar membaca yang tepat dan up todate maka tidak mungkin mimpi untuk membuat Kutai Timur-Kaliorang maju dalam minat membaca. Semuanya harus dimulai dari memperlengkapi guru untuk bisa mengajar dengan optimal untuk kemudian akan membangun budaya membaca kepada siswa-siswi ketika mereka sudah bisa membaca.

Meskipun harus melakukan perjalanan darat selama 12 jam dari Balikpapan menuju Kaliorang, tetapi saya merasa bahwa rasa lelah itu terbayarkan ketika melihat antisias dari guru mengikuti pelatihan dan juga semangat untuk mempersiapkan diri mengimplementasikan nanti di kelas mereka nanti. Saya merasa terharu ketika guru-guru senior yang hadir mau belajar dari kami yang masih muda, bahkan mereka bersedia untuk menerima masukan dari kami.

Kesempatan ini juga memperkuat saya untuk tetap semangat berfokus melatih guru-guru karena ada banyak guru-guru di jarak yang jauh dari kota besar, masih terbatas dengan berbagai informasi baru berkaitan dengan pendidikan. Mereka juga merupakan pahlawan-pahlawan pendidikan yang butuh untuk di refresh ilmu yang baru, sehingga sekolah dimana mereka mengabdi terus maju sesuai dengan keadaan yang terjadi secara umum di sekolah-sekolah yang mudah mendapat akses informasi.

Leave a Reply

Shopping Cart
%d bloggers like this: